Tugas-Tugas


 -22 Desember 2012-




1. Ini adalah tugas footnote, innote, dan daftar pustaka milik Aldo.


  • Footnote

Michael  Aldo Himawan
12140110012
Ilmu Komunikasi : Pentingnya Bahasa Tubuh saat Berkomunikasi
                Komunikasi adalah suatu proses seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang dengan proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, dan angka. Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi, biasanya melalui sistem simbol yang berlaku umum, dengan kualitas yang bervariasi[1].
Di dalam dunia komunikasi juga memiliki banyak sekali tersedianya lapangan pekerjaan, contohnya seperti public relation. public relation memengaruhi hampir setiap orang yang mempunyai hubungan dengan orang lain[2]. Kita semua mempraktikan public relation dengan berbagai cara di dalam kehidupan sehari-hari. Namun, praktisi public relation belum seperti praktisi hukum atau dokter yang profesi tersebut sudah dilatih, diawasi, dan disertifikasi. Tidak ada yang mampu menghalangi seseorang meskipun tidak memiliki pendidikan formal untuk membuka praktik sebagai spesialis public relation. Semakin berkembangnya bidang public relation, menyebabkan semakin berkembang pula profesinya. Sebagai public relation memiliki organisasi dan tidak dapat berdiri sendiri, di dalam public relation terdapat yang namanya public speaking, tugasnya sebagai pembicara di depan banyak orang yang banyak orang menyebutnya sebagai “public speaker”.
public speaking dapat diartikan sebagai  tata  cara  melakukan  bicara  di  depan umum,  secara  runtut  dan  terencana,  dengan  tujuan  tertentu. Ketika seseorang melakukan kegiatan public speaking, orang tersebut disebut sebagai public speaker”, dalam profesi ini ada beberapa orang yang menggunakan kegiatan public speaking dalam menjalankan pekerjaannya, antara lain ahli pidato, presenter yaitu penyaji suatu program dan biasanya berkaitan dengan media massa elektronik yang dapat didengar atau bahkan dilihat. Sinyal yang paling nyata dalam public speaker adalah komunikasi nonverbal seperti penampilan, dan gerak fisik, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara[3].
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi yang tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal, bahasa tubuh termasuk komunikasi nonverbal. Bahasa tubuh memang tak dapat menggantikan pesan verbal. Namun ia mampu memperjelas tujuan pidato dan menyediakan sustansi kepada pesan yang disampaikan[4].
Bahasa tubuh merupakan proses pertukaran pikiran dan gagasan di mana pesan yang disampaikan dapat berupa isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, sentuhan, diam, waktu, suara, serta postur dan gerakan tubuh seseorang. Bahasa tubuh membantu kita untuk mempertahankan perhatian dan minat audiens[5], apabila kita hanya berdiam diri di depan dan bergaya seperti patung, tentunya semua orang akan merasa jenuh  dan bosan sehingga informasi yang ingin kita sampaikan akan terhambat. Inilah yang seringkali terjadi dan biasa disebut  komunikasi tidak sempurna.




[1] Muhamad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran (Jakarta: Kencana, 2007),hlm. 3.
[2] Firsan Nova, CRISIS Public relation (Jakarta: Grasindo, 2009),hlm. 29.
[3] Charles Bonar Sirait, The Power of Public speaking (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008,hlm. 88.
[4] Ibid.,hlm. 89.
[5] Ibid.,hlm. 90.



  •  Innote
                                                                    
Ilmu Komunikasi : Pentingnya Bahasa Tubuh saat Berkomunikasi
 Komunikasi adalah suatu  proses seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus dengan tujuan mengubah atau  membentuk perilaku orang-orang dengan proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, dan angka. Muhammad Mufid (2007:3) mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses pertukaran  informasi, biasanya melalui sistem simbol yang berlaku umum, dengan kualitas yang bervariasi.
Di dalam dunia komunikasi juga memiliki banyak sekali tersedianya lapangan pekerjaan, contohnya seperti public relation. Firsan Nova(2009:29) berpendapat bahwa public relation memengaruhi hampir setiap orang yang mempunyai hubungan dengan orang lain. Kita semua mempraktikan public relation dengan berbagai cara di dalam  kehidupan sehari-hari. Namun, praktisi public relation belum seperti praktisi hukum/dokter yang profesi tersebut sudah dilatih, diawasi, dan disertifikasi. Tidak ada yang mampu menghalangi seseorang meskipun tidak memiliki pendidikan formal untuk membuka praktik sebagai spesialis public relation. Semakin berkembangnya bidang public relation, menyebabkan semakin berkembang pula profesinya. Sebagai public relation memiliki organisasi dan tidak dapat berdiri sendiri, di dalam public relation terdapat yang namanya public speaking; di mana tugasnya sebagai pembicara di depan banyak orang yang banyak orang menyebutnya sebagai “public speaker”.
public speaking dapat diartikan sebagai  tata  cara  melakukan  bicara  di  depan umum,  secara  runtut  dan  terencana,  dengan  tujuan  tertentu. ketika seseorang melakukan kegiatan public speaking maka orang tersebut disebut sebagai public speaker, dalam profesi ini ada beberapa orang yang menggunakan kegiatan public speaking dalam menjalankan pekerjaannya, antara lain ahli pidato, presenter yaitu penyaji suatu program dan biasanya berkaitan dengan media massa elektronik yang dapat didengar atau bahkan dilihat. Charles Bonar Sirait(2008a:88) mengatakan sinyal yang paling nyata dalam public speaker adalah komunikasi nonverbal seperti penampilan, dan gerak fisik, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi yang tidak menyamakan komunikasi nonverbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal, bahasa tubuh termasuk komunikasi non verbal. Charles Bonar Sirait(2008b:89) juga mengatakan bahasa tubuh memang tak dapat menggantikan pesan verbal. Namun ia mampu memperjelas tujuan pidato dan menyediakan sustansi kepada pesan yang disampaikan.
Bahasa tubuh merupakan proses pertukaran pikiran dan gagasan di mana pesan yang disampaikan dapat berupa isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, sentuhan, diam, waktu, suara, serta postur dan gerakan tubuh seseorang. Pendapat lain dari Charles Bonar Sirait(2009c:90) adalah bahasa tubuh membantu kita untuk mempertahankan perhatian dan minat audiens, apabila kita hanya berdiam diri di depan dan bergaya seperti patung, tentunya semua orang akan merasa jenuh  dan bosan sehingga informasi yang ingin kita sampaikan akan terhambat. Inilah yang seringkali terjadi dan biasa disebut  komunikasi tidak sempurna.


  • Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA

Bonar Sirait, Charles. 2008. The Power of Public speaking. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mufid, Muhamad. 2007. Komunikasi & Regulasi Penyiaran. Jakarta: Kencana.
Nova, Firsan. 2009. CRISIS Public relation. Jakarta: Grasindo.


 2.  Ini adalah tugas footnote, innote, dan daftar pustaka milik Selvie.

  •  Footnote

 
Model-model Komunikasi
Untuk lebih memahami fenomena komunikasi, kita akan mengunakan model-model komunikasi. Sebagai alat untuk menjelaskan fenomena komunikasi, model mempermudah penjelasan tersebut. Hanya saja model tersebut sekaligus mereduksi fenomena komunikassi; artinya, ada nuansa komunikasi lainnya yang mungkin terabaikan dan tidak terjelaskan oleh model tersebut. Akibatnya, jika kita kurang hati-hati menggunakan model, model dapat menyesatkan kita. Inilah sisi negatif dari model.
Menurut Sereno dan Montersen[1], model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi, sedangkan B. Aubrey Fisher[2] mengatakan, model adalah analogi yang mengabstrasikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori[3].  Model komunikasi juga mempresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata[4].     
Model-model komunikasi secara garis besar dibagi dua yaitu model informasional dan model relasional[5]. Yang masuk dalam model komunikasi informasional :
1.      model komunikasi Aristoteles,
2.      model komunikasi Harold Laswell,
3.      model komunikasi Shannon dan Weaver,
4.      model komunikasi Schramm, dan
5.      model komunikasi Berlo.





[1] Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: Remaja Rosdakarya,2008), hlm.132.
[2] B. Aubrey Fisher, Teori-teori Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya,1986), hlm.93.
[3] Ibid.
[4] Deddy Mulyana, loc.cit.
[5] D. Dwikori Sitaresmi, “Model-model Komunikasi”,dalam http://dwikorisitaresmi.wordpress.com , diunduh pada 23 Agustus 2010, Di Jakarta. 


  •  Innote

 
Model-model Komunikasi
Untuk lebih memahami fenomena komunikasi, kita akan mengunakan model-model komunikasi. Sebagai alat untuk menjelaskan fenomena komunikasi, model mempermudah penjelasan tersebut. Hanya saja model tersebut sekaligus mereduksi fenomena komunikassi; artinya, ada nuansa komunikasi lainnya yang mungkin terabaikan dan tidak terjelaskan oleh model tersebut. Akibatnya, jika kita kurang hati-hati menggunakan model, model dapat menyesatkan kita. Inilah sisi negatif dari model.
Menurut Sereno dan Montersen (Mulyana, 2008 : 132), model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi, sedangkan B. Aubrey Fisher (Fisher, 1986 : 93) mengatakan, model adalah analogi yang mengabstrasikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori (Fisher, 1986 : 93).  Model komunikasi juga mempresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata(Mulyana, 2008 : 132). Model-model komunikasi secara garis besar dibagi dua yaitu model informasional dan model relasional(Dwikori,2010). Yang masuk dalam model komunikasi informasional yaitu:
1.       model komunikasi Aristoteles,
2.      model komunikasi Harold Laswell,
3.      model komunikasi Shannon dan Weaver,
4.      model komunikasi Schramm, dan
5.      model komunikasi Berlo.


  • Daftra Pustaka


DAFTAR PUSTAKA

Fisher, B. Aubrey. 1986. Teori-teori Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sitaresmi, D. Dwikori. 2010. “Model-model Komunikasi”.
                        Dalam http://dwikorisitaresmi.wordpress.com. 23 Agustus. Jakarta.



3.  Ini adalah tugas footnote, innote, dan daftar pustaka milik Adeline

  • Footnote

JURNALISTIK
Menurut M. Ridwan[1], jurnalistik adalah suatu kepandaian praktis mengumpulkan, mengedit berita untuk pemberitaan dalam surat kabar, majalah, atau terbitan-terbitan berkala lainnya. Selain bersifat keterampilan praktis, jurnalistik merupakan seni. Orang yang bekerja pada bidang jurnalistik disebut jurnalis.
Untuk menjadi seorang jurnalis televisi[2], seseorang harus memiliki kemampuan menulis dan komunikasi verbal yang sangat baik. Jurnalis harus punya kemampuan melaporkan peristiwa atau isu yang rumit menjadi informasi yang mudah dipahami oleh penerima. Lalu apa sajakah tugas seorang jurnalis? Seorang jurnalis bertugas meliput, menulis, dan kadang melaporkan berita secara langsung dari lapangan[3]. Jurnalis biasanya meliput berita bersama juru kamera. Materi peliputan bisa berasal dari arahan koordinator peliputan atau atas inisiatif sendiri. Sebelum melakukan peliputan, sebaiknya seorang jurnalis melakukan riset terkait isu atau peristiwa yang akan diliput. Seorang jurnalis harus menjalin kontak serta membangun jaringan dengan sumber-sumber informasi, seperti polisi, rumah sakit, dan pejabat pemerintah.
Secara harafiah[4], jurnalistik artinya kewartawanan atau hal-ihwal pemberitaan. Kata dasarnya “jurnal”, artinya laporan atau catatan. Jurnalis televisi di Indonesia, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, sering dianggap sebagai posisi awal atau posisi dasar untuk menapak ke jenjang karier selanjutnya. Jurnalis televisi yang berangkat dari reporter, umumnya bisa dipromosikan berikutnya menjadi asisten produser atau asisten koordinator liputan. Di lapangan[5], jurnalis televisi bertemu dengan banyak orang penting dan berpengaruh di masyarakat, dan ini jelas akan memperluas pergaulan. Jurnalis televisi sering melakukan peliputan atau perjalanan ke luar kota atau luar daerah, bahkan luar negeri.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa profesionalitas seorang jurnalis itu penting. Dalam mencari berita, seorang jurnalis harus mengkedepankan kode etik jurnalistik. Seorang jurnalis yang profesional, harus bertanggung jawab terhadap tulisan-tulisan yang sudah ia sebarkan.



[1] Evansastra, “Pengertian Jurnalistik”, dalam http://www.evanfitri.blogspot.com.
[2] Usman Ks, Television News Reporting & Writing: Panduan Praktis Menjadi Jurnalis Televisi (Depok: Ghalia Indonesia, 2009), hlm. 14.
[3] Ibid.
[4] Evansastra, loc.cit.
[5] Usman Ks, op.cit., hlm. 15.


  •  Innote

JURNALISTIK
Menurut M. Ridwan, jurnalistik adalah suatu kepandaian praktis mengumpulkan, mengedit berita untuki pemberitaan dalam surat kabar, majalah, atau terbitan terbitan berkala lainnya (2012). Selain bersifat ketrampilan praktis, jurnalistik merupakan seni. Orang yang bekerja pada bidang jurnalistik disebut jurnalis.
Untuk menjadi seorang jurnalis televisi, seseorang harus memiliki kemampuan menulis dan komunikasi verbal yang sangat baik. Jurnalis harus punya kemampuan melaporkan peristiwa atau isu yang rumit menjadi informasi yang mudah dipahami oleh penerima (Usman Ks, 2009: 14). Lalu apa sajakah tugas seorang jurnalis? Seorang jurnalis bertugas meliput, menulis, dan kadang melaporkan berita secara langsung dari lapangan. Jurnalis biasanya meliput berita bersama juru kamera. Materi peliputan bisa berasal dari arahan koordinator peliputan atau atas inisiatif sendiri. Sebelum melakukan peliputan, sebaiknya seorang jurnalis melakukan riset terkait isu atau peristiwa yang akan diliput. Seorang jurnalis harus menjalin kontak serta membangun jaringan dengan sumber-sumber informasi, seperti polisi, rumah sakit, pejabat pemerintah, dan lain sebagainya.
Secara harafiah, jurnalistik artinya kewartawanan atau hal-ihwal pemberitaan. Kata dasarnya “jurnal”, artinya laporan atau catatan (2012). Jurnalis televisi di Indonesia, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, sering dianggap sebagai posisi awal atau posisi dasar untuk menapak ke jenjang karier selanjutnya. Jurnalis televisi yang berangkat dari reporter, umumnya bisa dipromosikan berikutnya menjadi asisten produser atau asisten koordinator liputan. Di lapangan, jurnalis televisi bertemu dengan banyak orang penting dan berpengaruh di masyarakat, dan ini jelas akan memperluas pergaulan. Jurnalis televisi sering melakukan peliputan atau perjalanan ke luar kota atau luar daerah, bahkan luar negeri (Usman Ks, 2009: 15).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa profesionalitas seorang jurnalis itu penting. Dalam mencari berita, seorang jurnalis harus mengedepankan kode etik jurnalistik. Seorang jurnalis yang profesional, harus bertanggung jawab terhadap tulisan-tulisan yang sudah ia sebarkan (2012).



  •  Daftar Pustaka
 
DAFTAR PUSTAKA

Ks, Usman. 2009. Television News Reporting & Writing: Panduan Praktis Menjadi Jurnalis Televisi. Depok: Ghalia Indonesia.
Evansastra. 1999. “Pengetian Jurnalistik”. Dalam http://www.evanfitri.blogspot.com.
Bastra, Asnidar. 2012. “Pengertian Jurnalistik Menurut Para Ahli”. Dalam http://www.asnidar09.blogspot.com.





-27 Desember 2012-

1. Tugas Halaman judul, halaman pengesahan, halaman persetujuan, dan kata pengantar milik Janet.


  • Halaman Judul
 
MEMBANGUN CITRA MELALUI SINERGI PUBLIC RELATION: STUDI PADA BAGIAN HUMAS
PT KOMPAS MEDIA NUSANTARA, JAKARTA











SKRIPSI



DiajukanuntukMemenuhiPersyaratanMemperolehGelarSarjanaIlmuKomunikasi


Janet Diademor
12140110013


PROGRAM STUDI PUBLIC RELATION
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA
2016



  •  Halaman Pengesahan




HALAMAN PENGESAHAN

Skripsidenganjudul “Membangun Citra MelaluiSinergi Public Relation: StudipadaBagianHumas PT Kompas Media Nusantara, Jakarta” oleh Janet DiademortelahdiujikanpadahariSenin, tanggal 16 Desember 2016pukul 14.00 s.d. 16.00 dengansusunanpengujisebagaiberikut.
Nama:                                                                                                              TandaTangan
1. AmbangPriyonggo, M.A./Pembimbing
2. AryaningAryaKresna, S.H., M.Hum./Penguji I
3. Drs. AhmadunYosiHerfanda, M.T.I./Penguji II


Disahkanoleh
KetuaJurusan                                                              DekanFakultas
IlmuKomunikasi                                                         IlmuKomunikasi
Universitas Multimedia Nusantara                             Universitas Multimedia Nusantara                                        



Dra. Bertha Sri EkoMurtiningsih, M.Si.                     Ir.AndreyAndoko, M.Sc.

 


  • Halaman Persetujuan


HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsitentang “Membangun CitraMelaluiSinergiPublicRelation:StudipadaBagianHumas PT Kompas Media Nusantara, Jakarta” karya Janet DiademorinisudahdisetujuiuntukdiajukandalamSidangSkripsiUniversitas Multimedia Nusantara.

Oleh:

DosenPembimbing I,                                                                          DosenPembimbing II,



AmbangPriyonggo, M.A.                                                       Niknik M. Kuntarto, S.Pd.,M.Hum.




  • Kata Pengantar



KATA PENGANTAR

Akal budi dan hikmat yang telah diberikan Tuhan dalam setiap langkah perjalanan hidup kita,sudah seharusnya kita mengucapkan syukur atas berkat dan kemudahan dalam menempuh tujuan hidup kita. Pemberian inspirasi dari Tuhan menjadi semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Membangun Citra MelaluiSinergi Public Relation: StudipadaBagianHumas PT Kompas Media Nusantara, Jakarta”. Skripsi ini diajukan kepada Program Strata 1 Jurusan Public Relation, FakultasIlmuKomunikasi, Universitas Multimedia Nusantara.
            Membangun sebuah citra kepada masyarakat memang bukan pekerjaan yang mudah.Membuka sebuah peluang untuk menjalin hubungan antara sebuah perusahaan dengan perusahaan lain adalahsebuahtugas yang harus dijalankan oleh seorang Public Relation. Dalam hal ini, posisiseorang Public Relation harus dapat menjadi jembatan dalam membangun kerjasama yang baik antara kedua belah pihak.
            Dalam penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Dr. Niknok Leksono, Rektor Universitas Multimedia Nusantara,
2.      Ir. Andrey Andoko, M.Sc., Dekan Program Studi Ilmu Komunikasi,
3.      Dra. Bherta Sri Eko Murtiningsih, M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi di Universitas Multimedia Nusantara, yang menerima penulis dengan baik untuk berkonsultasi,
4.      Ambang Priyonggo, M.A. yang membimbing pembuatan skripsi penulis,
5.      Niknik M. Kurtanto, S.Pd., M.Hum. yang mengajarkan tentang tata cara penulisan menulis karya ilmiah yang baik.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga: Ibu dan Kakak terkasih yang selalu memotivasi penulis melalui doa untuk menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, baik sebagai sumberinformasi, maupun sumber inspirasi, bagi para pembaca.


Tangerang, Desember 2016


Penulis


 


2. Halaman pengesahan, halaman persembahan, kata pengantar, dan halaman judul milik Kurnia.
  • Halaman Judul
KOMUNIKASI VERBAL MEMBANGUN HUBUNGAN UNTUK KELANGSUNGAN HIDUP
 


 
 
 SKRIPSI
 
Diajukan guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.)
 
 
Kurnia Boru Sion Sinurat      
12140110024
 
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA
TANGERANG
2016




  • Halaman Pengesahan


HALAMAN PENGESAHAN
 
Skripsi dengan judul
“Komunikasi Verbal Membangun Hubungan
untuk Kelangsungan Hidup”
oleh
Kurnia Boru Sion Sinurat
telah diajukan pada hari Kamis, tanggal 20 Desember 2016,
pukul 13.00 s.d. 15.00 dan dinyatakan lulus
dengan susunan penguji sebagai berikut.
 
Ketua Sidang                                                                                           Penguji Ahli
 
 
Dra. Joice Caroll Siagian, M.Si.                                        Niknik M. Kuntarto, S.Pd., M.Hum.
 
Dosen Pembimbing
 
Drs. Ahmadun Yosi Herfanda, M.T.I.
 
Disahkan oleh
 
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi                                Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
                                                                                               Universitas Multimedia Nusantara
 
Dra. Bertha Sri Eko Murtiningsih, M.Si.                                           Ir. Andrey Andoko, M.Sc.
 


  • Halaman Persembahan


HALAMAN PERSEMBAHAN
 
 
 
 

Ketika terpisah jarak yang jauh
Hanya doa yang dapat terucap
Ketika hari berganti hari
Hanya harapan yang ada di benak
Ketika melihat dirimu, Bunda
Kasih sayang yang hangat selalu mengalir
Karena engkau sumber inspirasiku
Kupersembahkan karya ini untukmu




  • Kata pengantar


KATA PENGANTAR
            Kelimpahan inspirasi dari Tuhan Yang Maha Sempurna sungguh menjadi sumber pengetahuan penulis dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Komunikasi Verbal Membangun Hubungan untuk Kelangsungan Hidup”. Oleh karena itu, penulis mengucap syukur karena penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Komunikasi, Universitas Multimedia Nusantara.
            Skripsi ini dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat mengenai kelangsungan hidup dalam berkomunikasi. Selain itu, dalam skripsi ini juga dibahas mengenai hal-hal mempertahankan hubungan dalam berkomunikasi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1.     Dr. Ninok Leksono, Rektor Universitas Multimedia Nusantara, yang telah memberikan semangat dan petunjuk bagi penulis untuk berprestasi,
2.     Ir. Andrey Andoko, M.Sc., Dekan Universitas Multimedia Nusantara, yang telah menjadi inspirasi untuk penulis,
3.     Dra. Bertha Sri Eko Murtiningsih, M.Si., Kepala Prodi Ilmu Komunikasi di Universitas Nusantara, yang telah menerima penulis dengan baik untuk berkonsultasi,
4.     Niknik M Kuntarto, S.Pd., M.Hum., yang mengajar tata cara menulis skripsi dengan benar.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga: Mama, Papa, dan Kakak tercinta yang selalu mendukung dan memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, baik sebagai sumber informasi maupun inspirasi bagi para pembaca.
 
Tangerang, Desember 2016
 
 
Penulis



0 komentar: